Kesulitan untuk mengorek keterangan narasumber? Berikut tips agar wawancara anda berjalan dengan lancar:
- Menguasai banyak bidang. Wartawan tidak harus menjadi pakar tapi menguasai secara global. Tujuannya agar wartawan setiap bisa menanyakan pertanyaan yang relevan dengan topik berita dan berbobot kepada narasumber. Jadi kita tidak akan menanyakan hal seperti “Pak, seberapa panjangkah rumput yang ideal untuk lapangan GOR Jati Diri ini?” pada seorang komentator bola.
- Menempatkan penggunaan bahasa secara baik. Bahasa yang digunakan untuk mewawancarai pedagang asongan tentu beda dengan yang digunakan untuk mewawancarai menteri. Tidak mungkin, kan kita menyapa seorang menteri dengan kalimat “Hoi, Pak mentri! Gimana kabarnya nich? Baek-baek aja kan?! Alhamdulillah saya juga baek”
- Jangan sampai tidak kenal dengan Narasumber. Sebelum wawancara hendaknya menghapfal CV (curriculum vitae/ riwayat hidup) narasumber terlebih dahulu jadi anda tidak akan bertanya, “Selamat siang Pak Mentri! Saya dengar bapak baru mengukir prestasi yang hebat, ngomong-ngomong nama Bapak siapa ya?”
- Terapkan “Tidak ada yang tidak bisa dilakukan” bagi seorang wartawan. Atasan anda pasti akan segera memecat anda apabila anda berkata, “Maaf bos! Saya nggak mau ah, meliput berita kenaikan harga kacang panjang. Saya nggak suka masuk pasar, entar kalau sepatu saya kenapa-kenapa siapa yang mau tanggung jawab?”
- Mendengarkan dengan baik. Jangan sampai si narasumber membatin “Ini orang niatnya wawancara gue apa mo bikin konferensi pers ke gue sih?” lalu menjadi illfeel terhadap anda. Jangan sampai anda memberi kesan anda lebih pintar dari si narasumber.
- Punya strategi dalam wawancara. Bertanya dari hal ringan baru ke inti wawancara.
- Menggali jawaban lebih lanjut dengan pertanyaan pengembangan.
- Memfokuskan pertanyaan sesuai berita acara. Jangan bertanya pada pejabat tersangka korupsi, “Bagaimana anda akan menanggapi kasus poligami anda yang santer beredar?” jika anda adalah reporter berita kriminal.
- Pertanyaan bersifat meminta tanggapan atau klarifikasi. Jangan menggunakan frase “anda diisukan” karena narasumber hanya akan menjawab, “Loh, itu kan cuma isu doank! Gak perlu gue tanggepin donk!”
- Permasalahan pribadi yang sifatnya tidak terlalu publik tidak perlu disinggung. Jangan sekalipun berkata, misalnya “Kami dengar sepupu dari keponakan istri saudara tetangga bapak akan membeli peliharaan baru, mohon klarifikasi bapak!”
Rabu, 03 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar