Rabu, 03 Desember 2008

Jurnalistik Sekolah, Bedakah?

Materi ini saya dapatkan ketika mengikuti pelatihan jurnalistik di Universitas Diponegoro Semarang, 18 Oktober lalu dengan pembicara (biar akrab kita panggil) Mas Abduh Imanulhaq. Nah, sekarang saya mau berbagi dengan pembaca nih!

Dilihat dari fungsinya:

Tidak jauh berbeda dari jurnalistik umumnya, jurnalistik sekolah juga memiliki empat fungsi pers. Mendidik, menghibur, memberi informasi dan melakukan kontrol sosial.
Mendidik yaitu membuka wawasan dan menanamkan nilai-nilai pada para pembaca terhadap suatu permasalahan.
Menghibur yaitu membuat pikiran para pembaca melakukan relaksasi, melepaskan stres.
Memberi informasi yaitu memberikan pengetahuan dan berita, baik umum maupun spesifik, evergreen (yang jadul tapi masih enak dibaca) maupun yang up to date.
Melakukan kontrol sosial berarti menjadi bahan evaluasi, motivasi, dan secara tidak langsung mengontrol perilaku sosial para pembaca. (Bagi yang mau tau soal kontrol sosial lebih lanjut, silahkan hubungi guru sosiologi anda!)

Dilihat dari isinya:

Di kalangan sekolah, ada dua jenis penerbitan, khusus dan umum. Penerbitan khusus merujuk ke kekhususan materi yang diangkat. Materinya lebih spesifik dan teranalisis sehingga kalangan tertentu saja yang mengerti materi yang dibawakan. (Semacam karya ilmiah yang ilmiah banget, gitu deh!)
Sedangkan penerbitan umum merujuk ke materi yang lebih umum sehingga lingkup pembaca lebih luas. Ciri penerbitan umum ada empat. Satu, penyebarannya dilakukan secara terbuka dan dapat dibaca oleh umum. Dua, penerbitan muncul secara periodik, mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Tiga, materi yang disajikan sifatnya umum seperti budaya, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Empat, berita yang disajikan aktual atau masih hangat dan layak untuk diperbincangkan. (Asal jangan jadi ajang bikin gosip ya!!)

Dilihat dari Manajemen:

1. Penerbitan dikelola siswa bersama otoritas sekolah, dimana pihak otoriter sekolah seperti kepala sekolah, guru, dan staff memiliki andil dalam pengelolaan penerbitan. Keuntungannya, tanggung jawab dibebankan pada kedua belah pihak jadi siswa tidak terlalu berat menanggung beban jika mengalami kerugian. Kelemahannya, materi terbatas, manajemen menjadi kacau, dan seringkali tidak ada transparasi finansial (keuangan) dari pihak sekolah ke pihak siswa.
2. Penerbitan dikelola siswa secara mandiri, dimana tanggung jawab diserahkan sepenuhnya kepada siswa yang mengelola penerbitan. Kelemahannya, siswa harus bertanggung jawab penuh atas keuangan, materi, dan manajemen internal. Keuntungannya, adanya transparasi finansial, materi lebih bebas, manajemen bisa dikelola sesuai keinginan pengurus.

Dilihat dari Sifatnya:

Dari segi ini, jurnalistik sekolah memiliki kekhususan yaitu sebagai media apresiasi dan kreasi yang bagus untuk mengasah kemampuan jurnalistik para siswa karena sifatnya yang sukarela dan nonprofit (tidak mengambil keuntungan). (Oke, saya ngaku. Saya sempat nangis batin waktu tahu nggak ada gajinya. Tapi takpapa la~ lumayan bisa mejeng nama di majalah! X3)

-
Itulah dari sekilas info mengenai jurnalistik sekolah. Tak jauh beda dengan jurnalistik umum memang, tapi ini kan baru ulasan tentang pengertiannya saja.
Karena ini sudah terlalu panjang, saya sambung lain kali saja ya! Silahkan bertanya mengenai topik diatas kalau masih kurang jelas! Perihal dijawab (dengan benar) atau tidaknya, kita lihat saja nanti. See ya!

Tidak ada komentar: